|
|
---|
Saturday, November 28, 2009
Ketika badai krisis global melanda dunia, bisnis properti Indonesia adalah salah satu yang paling merasakan imbasnya. Namun, secara bertahap, bisnis properti kembali bergairah.
Pengamat properti, Panangian Simanungkalit mengatakan, sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti meski kondisi ekonomi dunia belum membaik.
Direktur Bakrieland Development Marudi Surachman (kiri) dan pengamat properti Panangian Simanungkalit (kanan) memperhatikan maket gedung disela acara seminar ‘Smart Investment in Financial Crisis’ di Jakarta
"Hal ini juga dapat dilihat dari permintaan properti yang terus naik, padahal di negara lain justru mengalami penurunan," kata Panangian di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, kondisi di Indonesia memang terbalik dibanding negara lain, meski tingkat bunga bank masih tinggi akan tetapi permintaan masih sangat besar.
"Keadaan ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurut Menteri Keuangan dapat mencapai 4,5 persen, sementara negara tetangga justru mengalami minus," ujarnya.
Dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan terus berlangsung sampai empat tahun mendatang bahkan tahun 2012 dapat mencapai 7 persen.
Panangian mengatakan, sebelum memutuskan membeli properti ada sejumlah syarat yang harus menjadi pegangan mulai dari sumber pendanaan, reputasi pengembang, lokasi, serta harga.
Mengenai lokasi Panangian menyarankan di pusat kota seperti Jalan Prof. Dr. Satrio, Gatot Subroto, Rasuna Said Kuningan, Sudirman – Thamrin, Permata Hijau, dan Kelapa Gading.
"Ciri lokasi yang baik dapat dilihat dari trafik masuk dan keluar di lokasi itu lebih banyak yang masuk. Lokasi ini dapat menjadi pilihan untuk menjadikan properti sebagai pilihan investasi," ujarnya.
Keunggulan di Kuningan merupakan kawasan Kedutaan Besar negara-negara sahabat, kawasan campuran hunian dan komersial (mix use), kawasan belanja, serta cocok juga bagi pejalan kaki.
Panangian berpesan untuk membeli properti jangan segan-segan karena harganya akan terus mengalami kenaikan, sehingga kalaupun belum ditempati tetap akan memberikan keuntungan misalnya disewakan atau dijual kembali.
Pengembalian investasi di sektor properti dapat mencapai 100 sampai 120 persen, kalau di bawah 100 persen sebaiknya jangan membeli kalau yang 120 persen masih ada. "Kecuali yang di atas 120 persen sudah habis," ujarnya.